Tuesday, October 18, 2016

Menjelajah Kuliner Negeri Malaysia di Penang Bistro Kelapa Gading

Ini bukan kunjungan pertama  ke Penang Bistro. Sebelumnya saya sudah berkunjung ke Penang Bistro di Oakwood Mega Kuningan, Central Park dan Kebon Sirih. Walaupun setiap minggu ke MKG, namun pertama kali ke Penang Bistro-nya baru sekali beberapa tahun lalu. Itu-pun hanya minum. Ahad, 2 Oktober 2016 baru-lah saya makan siang di Penang Bistro Kelapa Gading.
Dengan berkendara Honda Brio-nya Sekar yang dikendarai-nya, bersama her Mom dan My Mom kami berempat ke MKG 5. Saya memberi tahu ke Sekar untuk masuk melalui Harris Hotel, dan parkir di dekat sana agar jalannya tidak terlalu jauh. Maklumlah kami mengajak lansia sehingga mobil harus terparkir tak jauh dari lokasi resto. Setelah makanan tersedia Ayah Sekar yang baru saja dari kondangan di Kelapa Gading Sport Club tiba bergabung bersama kami.

Menu yang kami pesan siang itu adalah :

Minuman khas Malaysia : Teh Tarik @ Rp 29k +

Mayonnaise Shrimp-nya saya cocok banget! Ditaburi dengan tobiko pula, beralas kol yang diiris-iris halus. Harga seporsinya @ Rp 83k + dan Roti Canai Chicken @ Rp 42k, digemari oleh kakak tetapi saya kurang cocok karena merasa tipis, berbeda dengan Roti Canai yang dulu sering saya makan di resto Malaysia tempat saya bekerja paruh waktu saat di Auckland.

Singapore Sotong @ Rp 69k + renyah! Sama renyahnya dengan Crispy Fried Duck @ Rp 135k +

Fried Tofu  Jiran @ Rp 63k + dengan "bumbu" tambahan yang asyik ditaburkan diatasnya. Pakai ikan teri imut pula! Hhmmm...nyam...nyam...nyam... :)

Lokasi Penang Bistro Kelapa Gading tepat di dekat Harris Hotel Kelapa Gading. Pintu masuk keduanya berhadapan. Yang kurang dari resto khas Malaysia ini adalah tidak ada westafel - tempat mencuci tangan di dalam resto sehingga untuk mencuci tangan kami terpaksa keluar ruangan dan ke mencuci tangan di toilet mal yang letaknya lumayan jauh dari resto. Petugas resto-nya juga tidak menawarkan kami bowl air untuk mencuci tangan. Pyuh.... :(

Penang Bistro Kelapa Gading
Mall Kelapa Gading 5
Jln Boulevard - Kelapa Gading
Jakarta Utara
Telepon : 021 - 45855001

Thursday, September 29, 2016

The Holy Crab Jakarta, Makan Disini Kamu Tidak Perlu Table Manner

Pernah makan tanpa etika atau table manner? Pernah di warung pinggir jalan? Atau di lesehan? 
Kalau di resto dengan harga seperti hotel berbintang pernah? 
Bisa loh kamu makan tanpa aturan-aturan yang lazim di resto yang harganya nggak kalah dengan harga hotel berbintang. Lebih parahnya lagi, makan disini kamu tidak di berikan piring, sendok, garpu atau pisau. Dikasihnya malah obeng. Hah obeng??? Buat gigi loe! :))) Hus! Baca dulu deh pengalaman kami makan di The Holy Crab Jln Gunawarman 55 Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

Klik di bawah ini jika mau baca ceritanya :)

Sunday, August 14, 2016

Petualangan Kuliner 'INDONESIA IS ME' at Mall Bassura

Bassura City merupakan kawasan superblock yang terletak di Jakarta Timur, sangat strategis dikarenakan dekat dengan toll dalam kota, selintas dengan area perkantoran Kasablanka dan  mudah mencapai ke kawasan bisnis Kuningan dan Sudirman. Bahkan searah juga dengan kawasan Jakarta Timur yang  ramai dengan aneka kegiatan bisnis sekaligus kegiatan keluarga. Mudah dijangkau dari berbagai arah. Tak jauh dari Bandara Halim Perdana Kusuma , stasiun Jatinegara bahkan mudah menuju pelabuhan Tanjung Priok.
Saya diperkenalkan Bassura City  oleh pihak pemasarannya sejak belum di bangun karena Ibu saya membeli unit apartment di Kalibata City yang juga dikerjakan oleh Synthesis Development. Seringkali melintas di jalan tol dan melihat perkembangan pembangunannya, namun baru mendapat kesempatan ke lokasi Bassura City pada tanggal 6 Agustus 2016 ketika hadir undangan bersama Blogger Crony  dalam acara ‘Petualangan Kuliner Indonesia’ olahan Jakarta Food Adventure bekerjasama dengan Synthesis Development yang selama bulan Agustus 2016 mengadakan rangkaian acara kampanye  INDONESIA IS ME . Sesuai dengan semangat proyek-proyeknya yang mengangkat thema INDONESIA, seperti Bassura  diambil dari singkatan nama jalan lokasi proyek yang merupakan salah satu pahlawan Indonesia, serta Prajawangsa Apartment yang namanya sedemikian Indonesia era dahulu.
Saya jadi teringat lagi deh arti kemerdekaan yang saya cetuskan dan di muat di harian Kompas tanggal 16 Agustus 2007 (Ada di profil blog saya ini)  Nah, berarti benar dong jika kuliner merupakan bagian dari INDONESIA IS ME? :)

Tarian Pembuka

Tuesday, August 9, 2016

Blogger Gathering : A & W Indonesia National Day Promotion

Bulan Agustus merupakan bulan kelahiran Indonesia , dan juga bulan kelahiran Ayahanda saya. Tanggal 6 Agustus 2016 , tepat di hari ulang tahun Ayahanda, A & W Restaurants meluncurkan National Day Promotion. Saya baru memastikan hadir di acara peluncurannya pada malam harinya, agak sangsi untuk hadir tepat waktu di tempat acara, yakni di A & W Restaurant Cipete. Beberapa tahun lalu saya seringkali ke daerah sana, namun karena traffic Jakarta yang sejak 3 tahun ini teramat sangat tidak bersahabat bagi orang yang mobilitasnya tinggi, maka aktifitas sebisa mungkin saya fokuskan di daerah Jakarta Pusat, Kelapa Gading, Rawamangun, Kasablanka atau Cawang. Akhirnya saya memutuskan untuk ikut dalam acara peluncuran menu tersebut, dengan mempertimbangkan bahwa acara berlangsung di  hari Sabtu dan saya sudah jarang beraktifitas di Jakarta Selatan lagi, jadi sekali-sekali nggak apa dong ngeluyur ke wilayah kelahiran saya yang salah satu area biang macet :D


Friday, June 10, 2016

Momi & Toy’s Creperie, Kekayaan Rasa Crepes di Lippo Mal Kemang


Berkunjung ke Momi & Toy’s Creperie di Kemang Village pertama kalinya pada tanggal 23 Juli 2015 ditraktir Bimo. Ketika itu kami datang berenam. Hingga akhirnya kembali saya berkunjung ke sini diundang oleh management sebagai Foodblogger/Instagramer
Kamis, 26 Mei 2016 saya dan Nona Tukang Makan menikmati hidangan di Momi & Toy;s Creperie. Saat itu tersedia menu promo, yakni Waffle. Ada 3 menu waffle yang di tawarkan di Lippo Mal Kemang hingga 12 Juni 2016. Menu waffle tersebut adalah : Nutella Cheese WaffLe , Nutella Banana Waffle  dan Matcha Nutella Waffle (Rp 54,900). Setelah ini akan ada menu baru yang kembali ditawarkan, jadi secara berkala mereka menyajikan menu promo yang hanya ditawarkan di bulan-bulan tertentu.
Pada kesempatan siang itu saya dan Nona Tukang Makan mencicipi Nutella Cheese Waffle dan Nutella Banana Waffle. Karena sudah kekenyangan kami tidak mencicipi Matcha Nutella Waffle-nya. Sebenarnya sayang banget karena saya lihat fotonya terlihat sangat menggiurkan dan terkesan unik.
Kulit crepes dan waffle di Momi & Toy’s tidak kering, justru empuk dan lembut (Moist) . Hal ini dikarenakan bahan crepes/waffle tersebut berbahan tepung almond. Jadi asyik banget deh dinikmatinnya, nggak bikin batuk. Crepe disini memang berbeda dengan crepe lainnya yang beroperasional di Indonesia. Ternyata komitmen Momi & Toy’s memang melayani crepe asli yang terbaik yang belum pernah ada di Indonesia. Produk utamanya adalah “Meltingly Crepe”, merupakan merek terkemuka di kelas Premium Crepes.

NUTELLA CHEESE WAFFLE (Harga 1 pcs Rp 14.9K dan 2 pcs Rp 29.9K)
Sesuai dengan namanya waffle ini ditaburi dengan keju dan nuttela. Walaupun tidak terlalu istimewa namun Nutella Cheese Waffle ini memiliki nilai tambah dari rasa waffle-nya yang tebal dan lembut. Keju yang ditabur juga banyak, demikian pula nutella coklatnya. Oke-lah untuk penggemar waffle yang nggak mau neko-neko dalam rasa. 

NUTELLA BANANA WAFFLE (Ro 49.9K)
Waffle yang disajikan dengan 2 scoop ice cream coklat dan vanila, potongan buah pisang dan di taburi oleh nutella, potongan kacang almond serta diberi 2 stick pocky coklat. Kekuatan rasa manis pada topping-nya melumer di mulut dengan sensasi gurih dari waffle-nya.

MATCHA NUTELLA CREPES (Harga Rp 29.9K)
Dikarenakan kami berdua sudah merasa kenyang maka saya membawa pulang Matcha Nutella Crepes yang menjadi salah satu favorit di Momi & Toy’s. Waktu memakannya saya merasakan rasa matcha-nya sangat kuat, sepertinya ada serbuk matcha di dalam crepes ini selain nutella dan bubuk coklat semacam Ovaltine/Milo. Barangkali terasa sedikit pahit, tetapi saya menyukai rasa pahitnya. Pahit yang bikin nagih, seperti pahitnya pare dan jamu. Pahit namun menyehatkan...hehehe...yup Matcha memang memiliki manfaat bagi kesehatan, memperkuat pertahanan imun dan baik sebagai detoxification. Banyak deh manfaat lainnya bagi kesehatan.

BLACK & WHITE PREMIUM CREPES (Harga Rp 59.9K)
Sebenarnya justru ini yang jadi favorit saya! Ada 3 gulungan crepes yang dibentuk seperti gulungan lumpia. Di  dalam gulungan crepes tersebut duusu debfab butekka, skippy dan toblerone. Diberi topping vanila ice cream, coklat cair, cocoa, gula bubuk, almond dan crunch. Rasanya seru antara manis,asin dan gurih. Black & White Premium Crepes ini dapat dipesan tanpa batas waktu selama persediaan masih ada.

Selain menu tersebut kami berdua juga disuguhi minuman : 
MOMY & TOY’S ORIGINAL FRUIT TEA (Harga Rp 34.9K)
Teh yang dicampur dengan lemon, leci, peach dan daun mint. Dapat dipilih antara yang hot atupun dengan ice. Saat itu kami minum yang hot, aromanya mantap dan segar di tenggorokan. Kebayang deh yang ice pastinya lebih segar.
Harga-harga diatas belum termasuk tax ya...
Jika kalian berminat untuk menikmati berbagai crepes premium di Momi & Toy’s Creperie, silakan datang di lokasi-lokasi ini :
Lippo Mall Kemang 3rd Floor Jakarta Selatan
Gandaria City UG Floor Jakarta Selatan
Maxxbox Lippo Village Ground Floor Tangerang
Tunjungan Plaza 3-5th Floor Surabaya
Frangipani Nusa Dua Bali

Monday, May 23, 2016

Tradisi dan Wasiat Almarhum Ayah Adalah Makan Bersama Keluarga


Setiap tanggal 27 Mei saya berulang tahun, berarti tidak sampai seminggu lagi. Tak sampai sebulan lagi bulan Ramadhan tiba. Setiap menjelang Ramadhan keluarga besar kami berkumpul sambil makan bersama. Memang dalam sebulan selalu ada anggota keluarga kami yang berulang tahun, dan kami senantiasa makan bersama di restoran atau memesan catering untuk 50-100 orang. Berbagi cerita, bercengkerama dan senantiasa menjalin kekerabatan sambil menikmati makanan yang terhidang.  Meneruskan tradisi dan  “wasiat” dari almarhum Ayah , bahwa sesibuk apapun kami harus menyempatkan makan bersama didalam satu ruangan. Tahun ini kebetulan ulang tahun saya berdekatan dengan bulan Ramadhan maka keluarga besar telah berencana untuk berkumpul makan bersama pada tanggal 29 Mei 2016. Merayakan ulang tahun saya sekaligus silaturahim menyambut bulan Ramadhan. Kali ini tidak di restoran atau memesan prasmanan catering karena kami akan mengadakan “family party” dengan cara “potluck”. Potluck adalah pesta dengan tamu membawa makanan masing-masing yang akan di makan bersama-sama. Seru dan seringkali diadakan oleh keluarga saya :)
Sebagian keluarga "inti" Orang Tua Saya usai Makan Bersama

Saturday, March 26, 2016

SWISS CAFE at Swiss Belresidence Kalibata,Resto Hotel Konsep Bistro


Setelah menyaksikan Little Chef Cooking Class di lantai bawah dan hotel tour melihat-lihat berbagai fasilitas dari Swiss Belresidence Kalibata, maka kami menuju ke Swiss Cafe untuk makan siang. Wah, tepat 2 tahun 1 hari yang lalu saya breakfast di Swiss Cafe Belinn Panakukkang Makassar Sulawesi Selatan tanggal 19 Maret 2014 dan 20 Maret 2016 saya lunch di Swiss Cafe Restaurant Swiss BelResidences Kalibata. Nama Swiss Cafe memang sudah pasti digunakan sebagai nama restaurantnya  oleh semua jaringan international Swiss Bel seluruh dunia.
Swiss Cafe di Kalibata termasuk lumayan luas. Oke banget untuk kongkow atau mengadakan reuni/ulang tahun/gathering/arisan di sini. Kami berdelapan duduk di teras restaurant yang non-AC, tetapi tidak berasa gerah dan pepohonan merindangi bangunan di sekelilingnya. View kolam renang Woodlands Apartment ada dalam pandangan mata di hadapan kami. Benar – benar terlepas dari kebisingan kota.

Oxtail Soup Black Pepper
Menu dibagikan kepada kami. Waitress menjelaskan kepada kami menu yang sedang promo di bulan Maret 2016. Oxtail Soup dengan 8 bumbu rasa! Saya sempat ‘meringis’ karena Oxtail Soup bukan makanan yang saya gemari! Tetapi sungguh saya tidak mau melewati kesempatan petualangan kuliner di resto hotel bertaraf international dengan menu Indonesia asli. Dengan mantap saya memesan “Oxtail Black Pepper Soup”. Berbeda dengan menu yang disajikan saat breakfast, maka menu yang ditawarkan pada saat lunch adalah ala carte. Boleh dikatakan makanan ala carte disini relatif terjangkau dengan standard hotel international berbintang 4.
Mengundang Chef Novan untuk berbincang bersama kami mengenai masakan yang di sajikan di Swiss Cafe Kalibata

Oxtail Soup Garang Asam
Oxtai Soup "Regular"
Menurut Sang Chef menu oxtail soup yang disajikan oleh Swiss Cafe Swiss Belresidences Kalibata memiliki favorit : Saos Padang, Black Pepper dan Pesmol. Menggunakan oxtail lokal dengan tingkat kepedasan nggak ada levelnya, tetapi tamu dapat request jika memang tidak menyukai rasa pedas.

Nasi Rawon
Seafood Revioli (Pasta) @ Rp 78K
Signature menu yang terdapat disini adalah : NASI GORENG KALIBATA  Rp 88K (Dengan ciri khas Teri Balado dan Pete) dan NASI KEMANDORAN Rp 78K (Dengan Opor Ayam, tumis jagung, jeruk limau) .
Setelah promo menu variasi oxtail soup 8 rasa di bulan berikutnya akan ada modifikasi noodle dan bakso (meat ball) . Wah, siap-siap lagi nih....

Pisang Goreng
Aneka Gorengan : Combro, Otak Otak, Pastel, Singkong
Bila kita tidak bermalam di Swiss Belresidence Kalibata, Swiss Cafe Restaurant tetap dapat menjadi alternatif untuk makan di sini deh, karena konsep-nya bistro maka porsi makanan yang disajikan lumayan besar. Mantep, baik rasa maupun ukuran porsi! 
Menu lainnya yang tersedia diantaranya : Spaghetti with Meatballs Rp 78K, Mie Goreng Jawa dan Mie Jawa Rebus @ Rp 88K, Ayam Bakar Taliwang Rp 98K,  Wok Fried Beef Tenderloin Black Pepper Rp 68K, Sweet Sour Fish Rp 68K, Chicken Kung Pao Rp 68K, Iga Bakar Jakarta Rp 180K, Soto Bandeng Rp 58K, Gado Gado dan Ketoprak @ Rp 58K, Rawon Daging Rp 78K . Wah, termasuknya menu disini sangat bervariasi dengan harga dibawah seratus ribu....plus tax ya karena yang namanya tax di berbagai resto standard hotel pasti mengenakan tax dan service :)

Zuppa Soup-nya saja double gini.... :) Rp 78K
Mountain Dew (Kiwi,Mint,Soda) Rp 45.K

Saya katakan diatas bahwa saya bukan penggemar oxtail soup, tetapi begitu makanan yang pesan datang, saya langsung menikmati-nya! Sedap sekali loh...di melewati tenggorokan dengan mulus dan tidak berlemak seperti yang saya bayangkan. Jujur, baru sekali ini saya benar-benar menikmati oxtail soup, apalagi dengan modifikasi resep seperti ini. Black pepper-nya pedasnya tidak "menusuk" dan ada rasa manis gurihnya.


Swiss Cafe Restaurant at Swiss-BelResidence Kalibata
Jln Kalibata Raya No 22 - Jakarta Selatan (12740)
Depan Kalibata Plaza dan Stasiun Kalibata  

Tuesday, March 15, 2016

Resto Padang Peranakan : Cikang, The Untold Story of Padang


Cikang Restaurant, sekilas saya pernah mendengar nama itu. Nama yang terdengar etnik kalau menurut saya mah. Jadi saya menduga bahwa tempat makan ini menyajikan masakan dari daerah tertentu. Minggu, 6 Maret 2016 saya mendapat kesempatan untuk mengenal restaurant yang berlokasi di kawasan Menteng. Di dekat RB Bunda, dimana kedua orang keponakan saya dilahirkan di rumah sakit ini. 3 tahun lalu saya juga sempat mondar mandir ke unit infertilitas-nya untuk “study khusus”, yang ternyata bagian dari rumah sakit ini berada tepat diseberang Cikang Resto.

Dari luar resto tampak modern minimalis tetapi tetap ada unsur Sumatera Barat
Informasi lebih lanjut bahwa Cikang Resto merupakan tempat makan yang menyajikan masakan dari daerah Sumatera Barat, dengan istilah lebih spesifik lagi adalah masakan Padang Peranakan. Cerita dan legenda Padang Peranakan berawal sejak zaman kolonial Belanda dan kota tua China yang berada di salah 1 suburb di Padang Sumatera Barat bernama Pondok. Dimana disana terdapat banyak kedai kopi yang seringkali dikunjungi oleh orang-orang China,Arab dan India selain orang pribumi.  Menu yang tersedia di Cikang merupakan menu yang biasa disajikan di aneka kedai kopi (Kopitiam) di kawasan Pondok Sumatera Barat. Kata Cikang berasal dari salah satu pemilik kedai kopi yang ada di kawasan tersebut, Lee Chie Kwang.
Mengusung tagline “The Untold Story of Padang” owner Cikang, yakni sepasang suami istri bernama dr.Ivan Sini (Ternyata beliau dokter kandungan spesialis bayi tabung) bersama istrinya memiliki keinginan membuka cafe saat kembali ke Indonesia. Sebelumnya mereka tinggal di Australia selama 10 tahun, sehingga akhirnya mereka membuka usaha kuliner yang bukan sekedar cafe yang menyajikan kopi. Siang dipandu oleh Mas Arie Parikesit, Founder Kelana Rasa mereka bercerita tentang seluk beluk hingga Cikang Resto beroperasi. Berbagai kisah yang unik dipaparkan kepada kami, para pecinta kuliner, media, blogger,vlogger yang sangat antusias mengetahui cerita dan sejarah Cikang. Beneran deh, menurut saya pribadi tagline “Cikang : The Untold Story of Padang”-nya sangat mengena! Beruntung siang itu kami mendapatkan cerita lain tentang rumah makan Padang.

Kopi Cikang dan Snack Singkong dihidangkan sambil menanti tamu yang lainnya. Kopi Cikang biji kopinya berasal dari Solok Sumatera Barat. Rasanya gurih sedap, tidak pahit, saya hanya menambahkan 1 sachet brown sugar. Cangkir yang digunakan untuk kopi juga memiliki cerita tersendiri.
Saya peserta yang pertama kali datang. Mas Arie telah terlihat duduk di salah satu sudut space acara diselenggarakan. Ketika saya menanyakan sistem sajian makanannya, Mas Arie mengatakan bahwa menu Ala Carte  adalah sistem penyajian yang ditawarkan oleh Cikang. Saya manggut-manggut, terkibaslah bayangan pelayan rumah makan Padang yang membawakan piring-piring tersusun berisikan lauk pauk. Ketika saya masih kecil beginilah wajah rumah makan Padang hingga membuat saya terkagum-kagum melihat para pelayan itu membawa piring-piring tersusun sangat tinggi. Bisa sampai belasan piring tersusun di satu tangan mereka, laksana pemain akrobat.
Setelah pemilik Cikang Resto menceritakan latar dan sejarah seluk beluk berdirinya resto, plus cerita tentang sejarah menu yang ada – Mas Arie memanggil seorang Chef yang memang telah siap melakukan demo memasak. Menu yang dimasak siang itu adalah Mie Alang Lawe.

Mie Alang Lawe
Kami dibagikan resep masakan tersebut, siap mempraktekkannya di rumah di waktu senggang. Nambah pinter deh nih, makanya jangan Cuma pinter masak mie instan ;p Kami yang hadir di sana langsung mencicipi menu tersebut pada bowl kecil yang disajikan oleh petugas rumah makan. Penampakan Mie Alang Lawe seperti Mie Aceh, tetapi rasa berbeda kok. Bahan yang terdapat dan masih terlihat di Mie Alang Lawe adalah : Mie kuning (pastinya), Ceisin, Daun Bawang, daging has yang sudah dipotong dengan ukuran 2x1 cm serta irisan wortel kecil tipis. Sebenarnya saya lebih menyukai apabila memasaknya tanpa menggunakan bumbu penyedap (MSG) dan kaldu sapi kemasan yang juga tertulis di resep, karena saya yakin dengan hanya memberikan bumbu alami yang terdiri dari cabe giling,bawang putih dan bawang merah,garam,merica,gula,minyak goreng dan telur makanan ini sudah kuat rasa gurihnya. Tapi ini masalah selera ya, jika kalian suka dengan rasa umami diantara kelezatan makanan maka silakan tambahkan bumbu penguat rasa tersebut. 

Gulai Paku/Pakis
Menu berikutnya yang dihidangkan kepada kami adalah : Gulai Paku. Iya, daun paku atau daun pakis yang dulu dipelihara Ibu saya di beberapa pot ketika saya masih SD. Ketika itu Ibu pernah mengatakan bahwa daun pakis oleh beberapa masyarakat enak untuk di masak menjadi lauk sayur. Ternyata baru 20 tahunan kemudian saya membuktikan dan makan langsung daun pakis ini, dan saya doyan tuh daun pakis yang di Cikang dimasak dengan menggunakan kuah kari. Macam makan lontong sayur dengan sayuran dari daun pakis.
Lamang Tapai
Sebagai makanan penutup (dessert) kami dihidangkan Lamang Tapai yang merupakan kegemaran saya sejak dulu. Sekarang jarang,atau bahkan sudah tidak ada rumah makan yang menyediakan makanan penutup ini. Paling-paling biasanya di tempat lain tape ketan dijadikan minuman “Es Tape”.
Walaupun bukan berasal dari Sumatera Barat, namun almarhum Ayah saya menggemari masakan Padang. Jenis masakan Padang memang sangat beragam, lihat saja rumah makan Padang sejak dulu, tetapi ternyata keberagaman jenis masakan Padang lebih banyak lagi. Ternyata-nya lagi saya belum mengenal cerita atau sejarah dari masing-masing masakan/makanan tersebut. Misalkan Rendang yang umumnya masyarakat awam hanya mengenal Rendang Daging Sapi , padahal berbagai jenis rendang terdapat di bumi Minang – bahkan mencapai 30 jenis rendang, ada rendang ayam/telor,dll. Iya tuh, Rendang Telor pernah hitz 2 tahun lalu di online shop,tapi kenapa sekarang jarang kelihatan lagi ya?
Nah di Cikang kita bisa menemukan cerita lain tentang kuliner Padang :)
Yang parah sih tentang pengetahuan saya terhadap Sate Padang. Maklum, selama ini saya kalau membeli sate tersebut hanya menyebutkan sate Padang tanpa spesifik menyebutkan asal daerah dan ciri khas bumbu lainnya. Siang itu akhirnya saya mendapat wawasan baru tentang Sate Padang, njawab pertanyaan Mas Arie yang jawabannya dapat bocoran dari Mbak Ika...hehehe....*Thanks,Mbak atas bantuannya. Thanks,Mas Arie untuk voucher Rp 200.000 makan lagi di Cikang Resto. Semoga minggu depan bersama teman bisa datang dan menikmati Sate Padang ala Cikang yang ada cakwe-nya. Selain itu saya juga akan melahap Soto Padang Simpang Kinol. Jadi penasaran, jangan-jangan Soto Padang juga berbeda-beda setiap daerah di Sumatera Barat. Kalau mau makan mixed rice alias nasi dengan lauk pauk bisa memesan : Nasi Uci (Ayam Bakar) dan Nasi Angku (Rendang Beef)

Yaa,pastinya saya akan kembali ke Cikang Resto untuk menikmati sekaligus menambah cerita tentang sejarah makanan Padang yang ada di sana. Ternyata sangat seru menambah wawasan dan pengetahuan tentang kuliner – nggak sekedar memanjakan lidah dan mengenyangkan perut loh!
Harga Makanan per-6 Maret 2016 : 
(Maaf, saya tidak mengecheck soal tax. Jadi ini harga di daftar menu ya :D)
Mie Alang Lawe  -  55K
Gulai Paku  - 30K
Soto Padang Simpang Kinol -  45K
Lamang Tapai  - 25K
Nasi Uci dan Nasi Angku  – 90K

Alamat Cikang Coffee & Resto
Graha Anam, Ground Floore
Jln.Teuku Cik Ditiro 11
Menteng - Jakarta Pusat
Telp. 021-3906110