Sunday, November 15, 2015

Jajan JAJANGMYEON di Mujigae Resto

Jeng Yuli ngajakin jajan di Mujigae! Mujigae Bimbimbab and Casual Korean Food mengadakan event “Mujigae Black Day”. Buat yang merasa jomblo , bisa dapet Jajangmyeon gratisan pada hari Sabtu 14 November 2015 yang dinyatakan sebagai “Mujigae Black Day”. Emang tanggal ini ada apa sih di Korea? Atau ini perayaan yang diadakan khusus oleh resto ini? Entahlah...Syarat mendapatkan “jajanan” ini adalah mengenakan busana serba hitam. Eeeh syeet dah, saya ngebayanginnya bakalan tengsin berantri ria di depan resto ini dengan dresscode gini. Jomblo berharap gratisan banget kesannya! Hadeuuuh, kesannya nggak ada kemampuan lahir bathin banget yak :p Apalagi saya juga nggak merasa jomblo tulen, sekedar korban LDR aja sih...hihihi...


Demi memuaskan hasrat temen maka saya bela-belain deh pakai jilbab dan kaos hitam, sambil menahan malu antri jajanan gratis dengan status jomblo *Halaaah, jomblo-nya sih mulia tapi ngarep gratisannya itu loh!*. Tapi ambil positif-nya aja deh, khan ini merupakan penambah kekayaan pengalaman kuliner saya :D Lagipula lokasinya toh di Mal Kelapa Gading yang nyaris setiap hari kami berdua berseliweran disana. Petugas yang jaga di depan hanya 1 orang, cewek mengenakan dress khas Korea. Kasihan sih...Mboq ya kalau bikin event gini petugas depannya jangan dibiarkan “jomblo” gituh. Karena ternyata banyak juga jomblo ceria dan gaul yang antri mengenakan busana hitam.

Akhirnya saya dan Jeng Yuli mendapat tempat duduk untuk 2 orang, dipersilakan memesan melalui gadget yang ada di atas meja. Ini kesekian kalinya saya dan Jeng Yuli ke resto Korea ini. Saya pertama kali ke resto ini bersama belasan lansia yang sebenarnya lebih berpotensial pasarnya...hahaha...*Termasuk #MujiGeneration gak tuh, mengingat KTP beliau2 ini masa berlakunya seumur hidup tp seneng banget makan di Mujigae Resto. Lah Jeng Yuli yang ngajakin malah “galau” mau memesan makanan. Justru saya yang mantap memilih “Jajangmyeon” bagi “jomblo” yang berfoto dengan baju hitam di resto tersebut, kemudian posting fotonya di Instagram dengan hastag #mujigaeresto #mujigaeblackday yang print fotonya diberikan ke kasir sebagai pembayaran. Waduuuh, ntar tuh foto dipajang sebagai jomblo demen gratisan deh...*hancur harga diri!Eh, lebih hancur lebur lagi sih kalau pasangan yang nguber gratisan dengan celamitan yak!? (Maaf...maaf...bukan berarti saya nggak bersyukur nih...tapi jadilah mental yang kaya. Nggak usah ngarep2 gratisan, tetapi kalau ada yang ngasih terimalah dengan rasa syukur serta doa kebaikan untuk pemberinya :) 


Alhamdulillah malam itu saya menikmati menu baru bernama Jajangmyeon yang kalau dibanderol sebowl-nya Rp 34.546,- (belum tax). Saya suka dengan makanan ini, walaupun diminta bayaran saya-pun menyukai menu ini. Hikmah dikasih gratisan nih, saya jadi ngerti dan punya alternatif menu jika saya ke Mujigae resto. Kalau bayar sendiri saya pasti memilih menu Bulgogi yang saya makan pertama kali dibuat oleh chef Korea asli dari salah satu resto Korea di Queen Street Auckland NZ. Pengalaman saya makan di Mujigae, rasa Bulgogi-nya juga saya sukai.
Jajangmyeon ini adalah mie dan beef hitam. Rasa masakan beef-nya tuh seperti dibumbui lada hitam dan kecap manis. Beef lada hitam yang tidak pedas, cenderung manis dan lezat. Daging sapi-nya juga empuk asooy! Lembut...beneran saya suka banget! Saya yang banyak mengurangi daging merah kali ini gak nolak deh kalau harus menghabiskan banyak daging di Jajangmyeon-nya Mujigae ini. Katanya sih biasanya nih daging biasanya pork, bersyukur dong Mujigae menggantinya dengan beef..berarti khan saya bisa menikmati. Berdoa dalam hati semoga beef-nya juga masuk kategori 100 % halal. Ternyata Jajangmyeon ini hitamnya berasal dari saos kedelai hitam (Ya berarti kecap kali yak?!)
So dengan menu gratisan bagi jomblo di Mujigae Black Day ini maka saya sih akan memesan menu ini nexttime, untuk menyelingi beberapa menu di sini yang memang saya suka. Minumnya malam itu saya di-input pesankan oleh petugasnya Ice Sweet Jasmine Green Tea...haduuuh,padahal saya mau yang tawar loh. Gak apa-lah, manisnya pas juga kok, malah nambah seger! :)

Wednesday, November 11, 2015

Keceriaan Food Bloggers di LUC Bar and Grill



Informasi tentang kompetisi Open Snap bersama Indonesian Food Blogger sudah saya dapatkan beberapa waktu lalu. Sayangnya saya tidak sempat berpartisipasi. Nggak ada reminder juga sih...hihihi...
Saya sudah mengenal Openrice sejak tahun 2010 (Baca DISINI). Beberapa kali di undang dalam beberapa event-nya, baik sebagai Openricer yang biasa mereview tempat/makanan maupun khusus untuk Food Blogger, seperti yang diselenggarakan di Taryo Pluit beberapa tahun lalu. Sekarang Openrice memiliki aplikasi social dining guide, dimana Openricer atau public dapat melakukan rate dan memotret makanan. Bahkan sekarang tidak hanya makanan di resto atau cafe, makanan rumahan atau selfie-pun bisa kita posting di OpenSnap. Bagi saya praktis banget untuk nge-record tempat makan mana yang pernah “foodies” singgahi jika tidak memiliki waktu banyak untuk me-review. So far foto yang saya posting pertanggal 11/11/2015 baru 261 foto dan 85 tempat makan.

Informasi “Indonesian Food Blogger bekerjasama dengan Snap and Share Food Bloggers Gathering” justru saya lihat di timeline FB. Saya langsung mendaftar dan beberapa hari kemudian di sms dan email konfirmasi bahwa saya diundang di acara ini.
Sabtu, 07/11/2015 saya hadir ke LUC Bar & Grill. Disana sudah banyak yang datang, tidak hanya spesialis “Food Bloggers”, beberapa diantaranya wajah tak asing sebagai “Blogger Gado-Gado”. Bukan, mereka bukan Food Bloggers yang menulis review atau tempat makan spesialis gado-gado seperi Gado Gado Boplo yang bumbu kacangnya cihuy punya, Gado Gado Cikini yang legendaris dari zaman kakek saya, Gado Gado Hajah Aminah yang bisa pergi haji dari penjualan gado-gadonya atau Gado Gado Laa Yau yang ngejamin 100% non-pork untuk gado gado buatannya (Percayalah bahwa 2 tukang gado-gado yang saya sebutkan adalah fiktif belaka. Jika ada persamaan...ya emang kebetulan aja sih..hihihi). Back to “Blogger Gado Gado”, maksudnya mereka posting di blog-nya dengan berbagai topik, bukan hanya tentang makanan. Memang syarat kompetisi yang diadakan (kalau gak salah) minimal posting 10 artikel yang berkaitan dengan makanan deh. Bener gak sih? Saya nggak inget syaratnya. Mau ikut kompetisinya aja nggak ada yang ngingetin...Sedih yah? Untung sih banyak  yang kalau mau makan selalu ngingetin dan ngajak saya. Alhamdulillah...

Setelah registrasi ulang, saya di beri menu pilihan. Siang itu saya-pun memilih :
Main Course : Fettuccine Salmon Gamberi – Harga @ Rp 95.000 (Alternatif : Risotto Sausage dan Mac Cheese Original)
Dessert : Pannacota – Harga @ Rp 59.000 (Alternatif : Apple Strudel dan Gelato Ice Cream)
Mocktail : Splash Dream – Harga @ Rp 39.000 (Alternatif : Green Eyes)
Dasar udah lama nggak berkutat di dunia minuman, saya sempat khawatir waktu memilih mocktail. Ini pikiran kenapa ketuker dengan cocktail yak? Padahal sudah jelas konon mocktail diciptakan untuk kita yang tidak diperkenankan atau tidak menyukai alkohol. Yang beralkohol itu cocktail, dan mocktail dibuat dari buah-buahan yang dicampur soda. Splash Dream yang saya nikmati siang itu terdiri dari mix jeruk, leci,semangka, markisa dan apalagi ya? Efek soda-nya diperkuat dengan potongan jeruk nipis sehingga “kriyuk kriyuk nyes” gitu deh di mulut.
Fettucine Salmon Gamberi-nya saya suka beneran nih. Entah emang enak atau emang karena udah 2 mingguan ini saya lagi pengen banget makan pasta yang disiram cream cheese ya? Apalagi salmon-nya matang hingga berasa seperti serpihan udang rebus, ditambah lagi dengan roti garlic-nya...hhhmm yamih dah! Namun Mbak Yuli, blogger semeja saya tidak sanggung menghabiskan menu itu. Kita berempat di satu meja kenapa juga pilih menu yang sama deh?
Pannacota. Pudding vanila yang disiram dengan saus strawberry. Sukak!
Sedangkan menu terakhir yang saya coba adalah Bistecca Con Salsa Funghi.Untuk smashed patato-nya saya suka, tetapi untuk daging bistiknya kok saya kurang cocok ya? Barangkali memang karena saya mengurangi makan daging merah sekarang. Tetapi nggak alot dagingnya, mudah dipotong-potong. Makanan ini yang digunakan untuk di foto dan dilomba-kan. Awalnya group kami berlima udah antusias ikutan lombanya, tetapi detik-detik terakhir kok malah pada ngasal aja postingnya...hahaha...Oh ya group #KenyangPuol anggotanya saya, Mbak Yuli dan Mami Icha  (2 Bloggers ini sering menghadiri event yang juga saya hadiri), Seneng dari Semarang dan Ririe.

Bersama dan Pemenang (Pic : Indonesian Food Blogger)

Setelah pengumuman pemenang aneka kompetisi dan doorprize, kami berfoto bersama. Dapat goodiebag berisikan t-shirt dan gantungan name tag yang kemudian saya hibahkan ke Dion yang menjemput saya. T shirt OpenSnap yang bulan lalu dapat dari acara di Convivium belum sempat saya gunakan, biar nambah berkah saya kasih saja-lah ke orang supaya lebih bermanfaat juga.

Aaaaih, keasyikan hore-hore bersama saya jadi nggak ingat untuk memotret atmosfir dan desain interior resto-nya deh :D

Tuesday, November 3, 2015

Metsky Dine & Lounge, Menikmati Atmosfer Kota Bekasi Dari Hotel Horison

Seringkali saya mendapat kesempatan menginap di Hotel Horison Bekasi. Tetapi sejak masa pengembangan hotel ini saya baru berkesempatan menginap pada 29 - 30 Oktober 2015. 
Berulangkali menginap di Hotel Horison Bekasi, masih belum juga saya menuliskan reportase atau review-nya. Baru sekilas saya tuliskan di 'Semalam di Hotel Horison Bekasi' . Ternyata dinner dan breakfast yang kami dapatkan di kala menginap kemarin di Metsky Dine & Lounge, restaurant yang baru dibuka bersamaan dengan pengembangan hotel-nya. Terletak di lantai 10 sehingga para tamu dapat menikmati view kota Bekasi di ketinggian. Bahkan boleh dikatakan tempat ini menjadi tempat hangout paling prestisius di Bekasi. Secara berkala (setiap bulan) resto mengangkat thema tertentu sepanjang tahun.


Saya menempati kamar 1612, di lantai tertinggi hotel yang merupakan 'West Building' alias gedung hotel baru, Tiba di hotel sudah lebih dari pukul 7 malam. Biasanya saya langsung menuju kamar melalui lift tanpa keycard, tetapi karena sekarang kami mendapat kamar di gedung baru alias 'West Building' maka saya terlebih dahulu ke lantai 6 kemudian minta tolong ke Bang Security untuk mengakses lift yang saya naiki agar bisa menuju lantai 16. Ambil keycard di kamar 1611, dan berhubung kakak-kakak saya sudah dinner , maka setelah meletakkan barang bawaan di kamar , saya langsung menuju lantai 10 untuk dinner di Metsky Dine & Lounge.


Tak langsung mengambil makanan, saya mengamati kondisi resto dan makanannya. Membandingkan dengan resto di gedung sebelumnya yang biasa kami dinner atau breakfast saat menginap di hotel ini. Selain dinner dan breakfast saya beserta keluarga beberapa kali sahur di resto hotel. Ramadhan tahun lalu, sekitar 3 - 4 hari menjelang lebaran saya juga mengajak Dion dan mama-nya menginap dan sahur di hotel ini. Saat itu kami masing-masing mendapat kamar suites loh...yaaa walaupun bangunan lama...hehe...
Sudah tak banyak pengunjung yang ada di resto karena waktu telah menunjukkan lebih jam 8 malam. Dengan leluasa saya mengambil makanan prasmanan dan memilih meja tempat makan, saya pilih yang tempat duduknya sofa panjang agar dapat leyeh-leyeh santai menikmati me time di malam Jum'at. WiFi-nya tanpa password, tetapi tidak terlalu stabil. Menjelang pukul 10 malam sepertinya terdengar live music dari outdoor area. Saya meninggalkan resto menuju kamar hotel dengan perut yang Alhamdulillah kenyang. Setelah saya pikir-pikir kok menu yang saya ambil lebih mirip menu breakfast yach? hahaha....untung deh makan sendirian, jadi nggak ada yang perhati'in. Kakak saya menanyakan apakah saya bertemu dengan Fajar dan istrinya di resto, karena mereka berdua datang ke hotel tak lama setelah saya datang. Waaah, perasaan nggak lihat mereka berdua deh. Tetapi yach gitu, dalam satu ruangan saya sering nggak ketemu dengan orang yang saya kenal. Saya juga gitu sih kalau udah asyik, suka gak peduli dengan orang di sekeliling saya.

Breakfast, 30 October 2015


Keesokan paginya saya ke resto bersama kakak pertama dan ke-5. Beuh, tunggu-tungguan deh! Itu-lah kenapa saya lebih asyik kalau sendirian, nggak pakek tunggu-tungguan yang menyita waktu. Apalagi jam 10 saya ada tugas di daerah Roxy.
Suguhan Jamu Indonesia dan Sushi Jepang (Plus Miso Soup) tersedia seperti yang terhidang di resto lama. Tetapi kali ini tampilannya lebih modern. Self service saya mengambil botol di wadah di sepeda, niatnya minum Kunyit dan Beras Kencur, tetapi begitu saya minum di meja makan...huuuaaa, sepertinya yang tertuang di gelas saya adalah jamu Sambiloto yang pahitnya bikin lidah melelet ala suku Maori. Bukan anti minum jamu pahit sih, tetapi sebaiknya semua tamu - please deh ah- setelah mengambil sesuatu mboq ya di kembalikan ke tempat semula. Disiplin!
Menu Sushi walaupun jenisnya terbatas (Hanya Gunkan) namun sudah cukup menghibur indra rasa bagi penggemar cemilan Jepang ini. Syukuri aja deh,Kakaaaak :))
Breakfast kali ini saya juga menikmati Soto Padang yang bumbunya lebih "light" dibandingkan di resto-resto Padang terkenal di Indonesia. Iya-lah, itu udah pas kok karena pagi-pagi perut jangan terlampau di gempur oleh bumbu-bumbu yang berat!
Di penghujung breakfast saya meracik beberapa jenis yoghurt di susun di gelas bersama buah pepaya dan nanas...ah sayangnya nggak tersedia Chia Seed sih. Jadilah "Parfait ala Anna" menjadi makanan penutup saya pagi itu.
Eeeeh, breakfast kali ini kok saya nggak ketemu Fajar dan istrinya lagi yach? Padahal tuh kakak pertama dan ke-5 yang duduk semeja dengan saya ketemu dengan mereka. Aaaah mungkin saya terlalu fokus dengan hidangan yang ada. Seperti waktu breakfast di Bidakara Hotel...saya juga nggak ketemu Lia.

Okay deh, see you di lain resto yaaa... :)


Regards,

Anna R Nawaning S
balqis57@yahoo.co.nz
Instagram : @balqis57