Saturday, April 10, 2010

Kupi...Koffie...Coffee...Kopi....

Kupi...kupi...”An,bikin kupi ya,An?! Bikin kupi?” itu pertanyaan Aril, keponakan saya setiap pagi (11 tahun yang lalu) ketika melihat saya menyeduh secangkir coffee mix di meja makan. Saya dan beberapa anggota keluarga memang pecinta kopi, walau kami hanya peminum coffee mix atau instant coffee. Secangkir kopi pula yang dijadikan alat-nya Abeth untuk membangunkan saya di daerah St John Auckland.

Akhir Maret 2010 sampai pertengahan April 2010 saya mendapat tugas untuk menangani team lapangan project Raflesia – InDept Interview mengenai kopi. Team kami mewawancarai 15 peminum kopi yang terbagi 3 segments,yakni : Coffee Conoisseur, Heavy Coffee Drinkers and Social Coffee Drinkers. Harus dari SES A+ (Kendaraan minimal keluaran 2005, idealnya memiliki penggiling kopi sendiri dan memiliki kebiasaan ngopi di aneka coffee shop setidaknya min. 2- 3 x perminggunya)
Project ini sangat mendongkrak wawasan saya di dunia perkopian. Berkomunikasi dengan pecinta kopi secara langsung di lapangan. Hari Kamis (8 April 2010) saya sempat menemani Interviewer wawancara di Bengawan Solo Coffee ITC Kuningan - ini outlet pertama Bengawan Solo pertama di Indonesia loh - dengan salah satu responden segmen pertama. Seorang cowok eksekutif muda berusia 26 tahun - yang pernah berminat menjadi barista. Begitu duduk dia langsung merekomendasikan Ice Caramel Machiatto seharga Rp 24.000,-/cup ke kami. Saya-pun memesan kopi yang sama dengannya,sedangkan Mas Rudi memesan Vanilla Coffee. Ketika saya meminum kopi yang saya pesan..yup,Caramel-nya terasa nggak over, serbuk kopi (?) berada di setelah cream yang ditaburi caramel. Hhmmm,, ini  yang merupakan unggulannya kali yak??? Hanya sejenak saya nimbrung dengan mereka, karena Dini salah satu Interviewer telah mengabari bahwa telah berada di kantor Markplus Insight untuk mengambil perlengkapan (Guideline, MP3 dan gift) untuk mewawancara seorang cewek berusia 35 tahun kategori Social Coffee Drinkers yang akan diwawancara jam 15 di Apartemen Butik lantai 30 Kemayoran.
Pada project ini saya jadi teringat 'Kafe Kalosi', "tongkrongan" saya setiap pagi di Makassar. Baru 'ngeh' kalau Kalosi adalah nama salah satu jenis kopi Toraja. Halah, kenapa saya nggak mencoba menanyakan kopi Toraja yang terkenal itu saat saya di Makassar?!
Tanggal 9-nya saya sempat “gedebukan” karena harus mengatur jadwal IDI yang 12 responden kategori bisnis (tanggal 11 harus konfirmasi dengan salah satu manager cafe hotel berbintang).Untungnya yang kategori ini bukan Field Department yang mengerjakan. Tapi justru harus benar-benar konfirmasi! Di hari yang sama seorang responden kategori Social Coffee Drinkers ada yang akan diwawancara di lantai 5 kantor. Kali ini saya memberi tugas ke Nardi untuk mewawancara. Hhmmm...besok (11 April 2010) ada responden yang mau datang ke rumah saya untuk saya wawancara. Terpaksa saya sebagai Team Leader mewawancara, karena besok ada 4 responden! Phuuff...weekend-ku kali ini harus kerja,Bo’! Puuiifff, nikmatin aja dah, laksana daku menikmati secangkir coffee di bookshop diantara buku-buku yang berderet di bookshop. Ini salah satu kebiasaan saya di toko buku di Queen Street Auckland....”One cup of Latte, please...”.


Artikel lanjutan :
http://57odysseygemini.blogspot.com/2010/05/kopi-satu-kekayaan-negeri.html