Tuesday, March 17, 2009

MIETHAI Setiabudi One, Setelah 4 Tahun Berlalu

[Thursday, 12 March 2009] Terima fee dari MarkPlus euuuyyyy! Mayaaaan, jumlahnya 6 digit. Begitu ambil fee di kantor MarkPlus yang sejejer dengan Mall Ambassador daku en Mr.Di mampir makan bakso paket sepuluh ribuan di Mister Bakso mal tersebut. Sekedar ‘ngeganjel’ perut yang sejak pagi belum aku isi dengan makanan. After that...kami ke Setiabudi Building. Nonton Passengers-nya Anne Hathaway amd [atrick Wilson.

Keluar dari theater 2 perut-ku mulai minta diisi lagi. Pilih-pilih resto yang berderet disana, kami-pun menentukan pilihan pada MIETHAI yang menyediakan aneka makanan Thailand.

Thailand food is one of my favorite food, tetapi makan di MIETHAI baru kedua kalinya aku lakukan. Disinilah awal kali aku menggunakan handphone CDMA...hehehe, karena ketika itu baru nerima dari Pak Ardian Yunianto yang kantornya berada di samping gedung tersebut. Setelah itu kami berdua makan di MIETHAI karena saat itu aku lagi pengen banget makanan Thailand. Entah kejadiannya gimana yang jelas ini resto merupakan awal daku makan bareng dengan Mr.Kodok ini (Pertama kali banget sih dinner di Donner Kebab Tunjungan Plaza Surabaya saat Idul Adha tahun 2005].Ngerti resto ini sih karena Tante Nani pernah berniat ntraktir aku disini, tapi sampai sekarang kami belum sempat luch bareng lagi!!!

Menurut Mr.Di yang terbiasa keluar masuk resto hotel berpendapat bahwa harga makanan di sini termasuk standard harga makanan hotel [termasuk dari segi kwalitas khan, Di? Btw hotel bintang berapa en dimana? Bukan hotel melati satu khan?]. Jawaban yang benar : hotel bintang satu di Jogja ;-D

Lantas kami memesan makanan masing – masing. Niatnya sih ingin share, tetapi berhubung daku ingin menikmati Tom Yum tanpa gangguan pihak lain, jadinya kami masing – masing pesannya.

Pakai perbandingan saat pertama kali daku kesini ya?!

Kunjungan Pertama :

Jumlah tamu 2 orang [Daku en Pak Ardian Yunianto]

Tanggal : 27 January 2005 , Jam : “Lunchtime” s/d 16:42 (Haaah, lunch or tea break neh??? Lama amat nongkrongnya? ;-p Gue baru nyadar sekarang.]

Foods :

Tom Yum Seafood @ Rp 39.545 ,-

Ayam Kemangi @ Rp 29.091 ,-

Kangkung Hotplate @ Rp 19.091 ,-

Cumi Panggang @ Rp 34.091 ,-

2 Steam Rice @ Rp 2.727 ,-

Semua makanan kami sharing. Jadi makan sama-sama deh, kecuali Kangkung Hotplate karena daku khan nggak terlalu suka. So pesenan ini merupakan ‘special request’ dari Mr. Kodok, sedangkan Tom Yum Seafood merupakan special request dari-ku.

Harga belum termasuk pajak, Harga berlaku pada saat itu.

Beverages :

[Anna] Lemon Tea @ Rp 9.091 ,- and Milk & Soda @ Rp 9.091 ,-

[Mr.Kodok] Lemon Squash @ Rp 9.091 ,-

Kunjungan Ke-2 :

Jumlah tamu 2 orang [Daku en Mr.Di....]

Tanggal : 12 Maret 2009 , Jam : “Dinnertime” s/d 20:58

Foods and Beverages :#

[Anna] Tom Yam Mie @ Rp 27.700 ,- , Nasi Goreng Balacan @ Rp 19.600 ,- and Ice Tea @ Rp 5000 ,-

[Mr.Di...] Steam Rice @ Rp 3900 ,-, Kakap Asam Manis @ Rp 31.500 ,- and Ice Lemon Squash @ Rp 13.500 ,- (Pesenan minuman Mr.Di and Mr.Kodok kok bisa sama yak? Padahal daku sama sekali tidak mempengaruhi mereka berdua loh...)

# Harga belum termasuk tax & service.

Menu di resto ini dilengkapi dengan bahasa Thailand, bahkan desain resto-nya juga khas Thailand – lengkap dengan foto “orang yang dihormati”. Ternyata (biar gak ada hubungannya) malam saat aku makan dengan Mr.Di, kakak pertamaku dan suaminya beserta Fajar, anak bungsunya bertolak dengan pesawat Garuda pukul 21.00 ke Bangkok Thailand. Tadi mereka cerita ke aku bahwa disana kenyang dengan Tom Yum...so daku bisa dapet bumbu Tom Yum asli dari Thailand....Alhamdulillah mudah-mudahan minggu ini daku bisa masak Tom Yum dengan udang yang ramai berkumpul di sana dan siap kulahap.

Sunday, March 15, 2009

Gumati Sentul - Bogor

Ini ketiga kalinya saya makan di Gumati Resto (9 March 2009), namun pertama kalinya berkunjung ke Gumati yang berlokasi di Sentul. Pertama kali makan menjelang malam di Gumati Bogor bersama Om Ardian Yunianto (12 Februari 2005...wuuuiii 4 taon yang lalu!), kedua kalinya bersama rombongan keluarga di bulan Juni 2005. Haaaah, ternyata sudah 4 tahun berlalu!
Terus terang kesan berkunjung ke Gumati Sentul ini kurang “baik”. Secara lokasi dan venue-nya emang bisa dikasih poin 5 dari scores 5, namun untuk service saya hanya memberi poin 1!!!
Bayangin ajah....begitu sampai lokasi hujan deras. Parkiran sih langsung dapat, tapi kita nggak kebagian meja dan petugas resto nggak ngebantu’in kami mencari meja. Kami menunggu di ruang tunggu/lobby disisi meja bilyard yang tanpa bola dan tongkat.
Mas Tunggal , Mas Yono dan Mbak Rita keliling mencari meja atau saung yang kosong, sementara aku, Sekar, Seno, Fajar. Mbak Wien dan Ibu menanti di ruang tunggu. Karena menunggu terlalu lama kami memesan terlebih dahulu....ah pokoknya pelayanannya nggak memuaskan. Bahkan boleh dikatakan kami tidak dilayani! Live music-nya kelewat gede suaranya sehingga menyulitkan kami berkomunikasi satu sama lain. Beberapa orang terlihat ngibrit menjauh keluar sambil menerima panggilan telepon dan menutup satu telinganya dengan tangan. Bayangin, begitu kami mendapatkan saung...kondisi basah (banjir malah!), aku dan Mbak Rita sampai mengepel dengan tissue tanpa dibantu oleh petugas resto tersebut.
Ayam Gumati yang kami pesan tidak datang. Setelah saya keliling mencari petugas yang bisa ditanya, ternyata dengan santainya dijawab,”Oh kalau nggak diantar berarti habis....” Tolong, lain kali di-inform kalau memang habis, sehingga nggak pada nunggu kelamaan.
Pisang goreng dan Bakso Tahu ala Gumati yang kami pesan juga tidak diantarkan....!! Ampuuun dah, pupus tuh suasana resto ini yang sebenarnya asyik dengan gaya laksana di Bali, lengkap dengan resort dan gallery-nya.
Berkunjung kembali ke Gumati Sentul??? Boleh-lah dicoba lagi, tetapi kalau pelayanan masih sama dengan kemarin....waaah, mendingan ........*speechless.

Tuesday, March 3, 2009

AH Resto, Hotel Formule 1 Cikini

Pulang ngasih laporan dari MarkPlus, aku menelpon Mr.Di yang sejak siang tadi bolak balik sms en miskol ke hape-ku, baik yang XL maupun Fren.

“Loe masih perlu gue dateng ke sana?” tanyaku mengingat hari telah sore. Dengan antusias Mr.Di menyambar,”Oh iya dong. Loe buruan kesini yaa...”

Saat sudah dihadapannya doski cuma cengar-cengir nggak ngerti harus ngapa’in. Deeeuuu...bilang aja loe kangen sama gue! ;-p

“Makan yuk, Di...” ajakku akhirnya. Yang kemudian dia jawab,”Boleh, asal jangan mahal – mahal ya.”

Yup! Emang gak mahal kok, tapi Mr.Di memilih salah satu cafe di Hotel Formule 1 Cikini! Alasannya,”Gue suka suasana tuh hotel, en suka banget sama kolam renangnya yang besar itu.”

Daku manggut – manggut aja karena memang berminat juga suatu saat stay overnight di hotel tersebut. En sekalian konfirmasi soal kolam renang hotel itu, zaman SMP untuk pengambilan nilai ujian renang guru-ku dari SMP Negeri 2 Jakarta senantiasa memilih kolam renang Cikini, dan sepengetahuanku hotel yang baru dibangun ini dahulunya adalah kolam renang tersebut. Kemungkinan kolam renangnya hanya direnovasi menjadi bagian hotel.

Begitu naik tangga di depan gedung Mr.Di langsung menunjukkanku kolam renang tersebut, ternyata perkiraanku benar. Kolam itu masih kolam ketika aku SMP, hanya direnovasi. Kami memandang kolam renang dari atas. Waduh jadi flashback nih,”Di, waktu gue SMP gue sudah “melihat” bahwa kolam ini jadi kolam renang hotel. Zaman gue SMP tuh temen-temen pada pakai baju renang yang model jadul en ada rok penutup pahanya tuh, sementara gue pakai swimsuit yang biasa dipakai samaq model majalah Popular yang benar-benar ngepas body en seksi abiiiss....”

Dengan jahilnya Mr.Di nyeletuk,”Loe pakai yang two piecies atau one piece?”

Yang langsung daku samber,”Sambleng loe, yang one piece gitu aja semua orang disini udah pada ngelihatin gue dengan takjubnya, Temen2 gue komentar katanya baju renang gue sih gak masalah kalau makainya di kolam renang hotel en bukan di kolam renang umum seperti waktu itu. Eeeehh...ternyata nih kolam renang beneran jadi kolam renang hotel. Gue bener2 nggak ngira....”

Malam itu, 24 Februari 2009 kami dinner di AH yang berada di lokasi hotel tersebut. Gak jadi di cafe yang diajukan Mr.Di karena cafe tersebut nggak menyediakan makanan berat, sementara daku udah kelaperan. Daku pesan Super Fried Rice and Sofdrink Cola, sedangkan Mr.Di memesan paket Nasi Ayam Rica – Rica plus telor ceplok dan es teh tawar-nya en tambahan dia pesan Root Beer. Pesanan Mr.Di lebih dahulu datang. Daku mencicipi Ayam Rica Rica yang sempat daku komentari “mirip ayam di gudeg,Di.”, sedangkan Mr.Di mengatakan bahwa Ayam Rica Rica-nya termasuk pedas seperti di Menado (Iye, die mah sempet 4 taon kerja di Menado jadi ngerti tingkat ketepatan rasa makanan khas daerah itu.)

Makanan ludes dalam sekejap. Kita masih asyik mengobrol, membahas hotel, restaurants dan ....masalah pribadi – about our dreams,our future. Hihihi...kemarin di kantor nyaris ada yang nyebar gosip tentang kedekatan kami. (Cuek aja, Di....gue mah udah gak mempan sama gosip!)

Sebagai penutup kami memesan Root Beer Float and Ice Cream Soda Coklat. Pesan Tiramisu tapi not available. Kami menikmati suasana hingga nyaris jam 22. Menikmati suasana, karena memang itu yang diingini Di di tempat ini. Soal makanan sih barangkali pada kondisi ‘tanggal tiris’ seperti ini Mr.Di lebih memilih makanan murah meriah. Barangkali gorengan di pinggir jalan...hiihiihi....peace, Di. So dalam seminggu ini kami berdua sudah menikmati waktu dinner di Starbucks Margo City Depok (18.02.09), Hoka Hoka Bento Menteng dan Bubur Ayam Cikini. Yang di Star Bucks lantaran Diyat dapat voucher dari Radio Delta FM sedangkan di HokBen Menteng lantaran daku kalah taruhan...