Monday, October 27, 2008

RM Apung Rawa Jombor Klaten , Jateng




Di suatu desa, beberapa kilometer dari Candi Prambanan dan Candi Boko terdapat satu area wisata kuliner. Tepatnya bernama Rawa Jombor Rumah Makan Apung dan Pemancingan.
Awal October 2008, pas hari pertama yang juga 1 Syawal 1429 H aku menikmati lunch disana bersama keluarga-ku [Daku, Galuh, Pandu, Mbak Yoen, Mas Tirto – kami naik Honda CRV dan Sekar, Seno,Mbak Rita, Mas Tunggal dan Mbak Lien naik Chevrolet Tavera].
Keunikan makan di wilayah Klaten Jawa Tengah ini adalah :
  • Rumah Makan-nya berderet, nggak hanya satu tempat. Jadi kita bebas memilih diantaranya. Suka ada “calo” yang nongkrong dan menawarkan kita.
  • Untuk menuju area makan-nya kita menyeberang naik rakit, dan menarik rakit sendiri. Hihihi,,,,lagi laper-lapernya disuruh narik tambang rakit. Serasa gak seeeh???! Tapi fun kok!
  • Menyediakan makanan air! Maksudnya???? Ditulis sama pemilik tempat makan-nya mereka menyediakan ‘SEAFood’, tetapi waktu daku baca list menu-nya hanya ada ikan Nila, Gurame dan satu lagi aku lupa tetapi yang jelas ikan-ikan tersebut tidak hidup di ‘SEA’. Ikan air tawar, so namanya ‘WATERFood’ kali yaaa??? Lah udang en kepiting aja mereka gak ada, sekalipun udang tambak air tawar atau lobster air tawar. So gimana mereka bisa menyatakan bahwa makanan yang mereka tawarkan adalah SEAFOOD??? Hahaha...mereka pikir semua ikan hidup di laut kaliiii....[Tapi bisa di-check di tempat makan sebelah2nya deh, siapa tahu aja mereka memang menyediakan SEAFOOD]
  • Kita makan barengan dengan ikan – ikan tersebut, so bisa nebar makanan ke dalam empang dibawah kita yang langsung diserbu oleh ikan-ikan lainnya. Waaah ikan makan ikan....seru!

Masak : Steak Noodle


Malam minggu kemarin daku belanja udang di Carefour Cempaka Mas. Udah terbayang buat masak Tom Yam Goong, Steak Udang, Udang Tempura dan Udang Mayonaisse. Makanya beberapa jenis udang daku beli.

Eh tadi waktu mau mempersiapkan bahan-bahan untuk masak....hhuuuaaaa, ternyata banyak bahan yang nggak ada! Mau dibikin Tom Yam kurang asem, jamur, daun jeruk. Mau dibikin steak kurang tepung. Tempura? Tepung tempura-nya gak ada, adanya bumbu friend chicken. Mayonaisse juga gak ada mayonaisse-nya. Hahaha...kesimpulannya sih emang gak ada apa-apa. Dibikin nasi goreng? Cabe-nya aja udah pada keriting semua...hahaha....

Duuuh, untungnya daku gak sempat frustasi dengan mengiris jari. Barangkali kalau di depanku melintas cowok seperti Nabi Yusuf AS dan siap membantu memasak maka daku bersedia dengan sangat untuk mengorbankan jemariku nan lentik ini (deeeuuuu gak segitunya deh ;-p).

Do you know akhirnya aku masak apa?! ....STEAK NOODLE!!! Gileee ajeee, niat ati mau masak udang2an, eh kok jadinya masak STEAK NOODLE. Yah apa boleh buat jika Mr.Prawn (eh Prawn tuh cewek, jadi Miss Prawn alias masih perawan! ;-p) harus menjadi ‘cameo’ di masakan-ku kali ini.

STEAK NOODLE dengan variasi udang! Waktu udang-nya aku rebus dicampur noodle, eh kok udang-nya jadi mengecil. Jelas ajah, secara daku masukin udang jerbung kupas yang emang kecil, bukan Udang Galah atau Lobster....and bukan juga Kalajengking! Tapi mengecil-nya udang ini justru bikin STEAK NOODLE yang daku racik jadi renyah. Final touch pada masakan ini daku serahkan kepada PRT....deeeuuuu masak kok ada istilah ‘final touch’ segala?!

Resep STEAK NOODLE-nya daku rahasia-kan terlebih dahulu karena mau daku kirimkan ke media ;-D Kalau udah dimuat di media barulah daku sharing ke lainnya. Maaf yaaaa.....

Wednesday, October 22, 2008

Korean : Masak di Gang Gang Sullai La Piazza


Satu lagi resto yang bisa dipakai untuk “belajar memasak” [at least bisa dapat feel-nya laah! ;-D]. Namanya Gang Gang Sullai. Menyajikan masakan ala Korea. Bisa belajar masak makanan korea dong?? Bukannya masak, tapi menceburkan daging ke wajan hingga jadi makanan Korea ;-p hihihi...
Kemarin, 20 October 2008 Anna nganter ibu arisan di Gang Gang Sullai yang di La Piazza Kelapa Gading (heaven of food in Indonesia). Alhamdulillah, pasti daku bisa menyantap ‘all you can eat’ dengan gratis alias dibayarin ibu. Tarif yang dipasang adalah Rp 55.000 ++/person atau kalau nambah Ebi Furai Rp 75.000 ++/person. Additional : Vegetable Rp 20.000 ,- and Beef import....hhhmmm nambahnya lebih dari Rp 40 ribu-an gituh. Aku lupa tepatnya berapa.
Bayangan menikmati Bulkoki, makanan favorit-ku selama aku di Auckland luntur saat melihat potongan-potongan beef yang disodorkan untuk kami masak di wajan. Iiih, jadi kangen sama Bulkoki yang dijual di Queen Street deh. Secara yang di Queen Street emang diracik dan dimasak oleh orang Korea asli. Sedangkan yang di Gang Gang Sullai...hehehe...masakan sendiri dooong, tetapi bumbunya diracik oleh pihak resto-nya. Nih resto khan memiliki beberapa cabang ....franchaise gitu deh.
Harga diatas belum termasuk harga minuman yaaa....
“Ritual” bersantap di Gang Gang Sullai :
  • Waiters/Waitress menanyakan minuman yang dipesan.
  • Dihidangkan salad di tempat yang imut. Salat terdiri dari (antara lain) : wortel, selada, kol yang dipotong tipis-tipis dan diberi maiyones oranye (hhhmmm...seperti Thousand Island gituh, tapi yang satu-nya lagi! Mayo emang khusus untuk salad.)
  • Miso Soup yang tofu-nya cuma secuplik ;-D (Emang gitu “gaya” Miso Soup, banyakan airnya.)
  • Daging-daging mentah yang telah dilumuri bumbu disuguhkan, yakni : beef, chicken, calamary ditambah bihun (yang ini bisa langsung dilahap tanpa kami repot memasaknya terlebih dahulu).
  • Sreeeng....Sreeeng...Pletak!...Sreeeng......[Mulai deh kita masak! Oh iya sebelumnya minta nyala’in dulu kompor-nya.]
  • Makaaaan deeeh sampai habis. Aku paling banyak masak dan makan Chicken-nya, karena ibu yang masak-nya satu kompor sama aku nggak suka Chicken, sukanya cumi. Makan ‘diselingi’ minum Ocha, teh khas Jepang yang dingin.
  • Setelah makanan habis. Kami dihidangkan es krim.....
Selesai deeehhh.....en bulan depan aku diajak ikutan lagi. Belum dipastikan tempat-nya. Gak apa-apa deh gabung sama ibu-ibu yang jarang umur-nya bisa 3 kali lipat dibandingkan aku...hehehe...tambah menikmati hidup aku! At least sekarang ada jaminan dalam sebulan makan di restoran bagus secara gratis, karena arisan ibu-ibu ini keliling resto terus ;-D

Tuesday, October 14, 2008

Breakfast @ Flamboyan Cafe, Grand Candi Hotel Semarang (*5)


Mendapat kesempatan breakfast di Grand Candi Hotel Semarang selama 2 hari pada perjalanan Syawal. 5 – 6 October 2008 sebagai guest di Deluxe Room dengan tarif peak season. Tentu saja Anna langsung melahap semua makanan yang tersedia.

Jenis makanannya standard American Breakfast (buffet). Ternyata Nasi Goreng Ayam yang disajikan pagi itu terasa pas dilidah. Sekilas kesannya pedas, tapi Anna pikir kecil kemungkinan makanan pedas tersaji di hotel berbintang. Bisa teriak - teriak,”Fire...Fire...Fire....!” para tamu mancanegaranya.

Jika John Robert Power mengetahui cara breakfast-ku pagi ini pastilah dia akan menahan tangis. Bubur ayam – Nasi Goreng – Mie Goreng – Wedges Patatos, Ayam Goreng -Tahu Tumis – Telor Rebus – Scramble Egg - Pancake Wafle Coklat plus Kacang Keju – Ikan balur Tepung...semua Anna lahap dalam sekejap diiringi fresh milk and orange juice. Bye Bye table manner. *Sambil nyanyi,”Setelah sebulan lamanya kita berpuasa.....lalalalala...”

Hari kedua breakfast menu tidak terlalu banyak berubah, tetapi Ayam Goreng kali ini dilumuri sambal merah dan Wedges Patato modelnya seperti nugget. Kali ini Anna menambah cake sebagai makanan penutup , cake coklat yang rasanya mantap banget seperti tiramisu (sepertinya yang bikin mantap karena dikasih rum deh...hihihi...halal ah! Yakin aja!* Kali ini ogah ambil scramble egg lantaran jejeran sama bacon yang jelas haram hukumnya!). Hari ini dalam list yang tercantum di meja buffet terdapat tulisan ‘Dim Sum’. Anna sudah pasang ancang – ancang siap menyerbu, tetapi ternyata hanya ada bakpau aja.

Secara keseluruhan makanan yang tersaji sudah baik, walaupun menu-nya masih lebih ramai dibandingkan hotel berbintang 4 yang berada di Semarang juga.

Eva Coffee House - Jawa Tengah


Ini loh tempat tongkrongan para leluhurku! Yang pasti sejak puluhan tahun yang lalu kami selalu mampir ke Eva Coffe House yang terletak diantara Magelang – Semarang, tepatnya di Ambarawa, dekat rumah Om-nya Papie-ku (ribet gak tuh silsilahnya? ;-p)
Tanggal 4 October lalu dalam perjalanan Jogjakarta ke Semarang, kami mampir di tempat transit full kenangan dengan almarhum Papie dan Pak De. Yup, saat Papie masih ada kami memang selalu mampir ke Eva Coffee House ini. Kalau nggak salah aku tuh dulu selalu memesan Juice Alpukat deh, tetapi kok sekarang nggak tersedia ya? Apa aku memesan Juice Alpukat-nya di tempat lain? hihihi...lupa bo’, karena terlalu banyaknya tempat makan yang kami jelajahi di Pulau Jawa ini.
Malam itu aku pesan ‘Es Coklat’ yang dibuat dari coklat bubuk, bukan coklat susu kental. Kemudian menghabiskan Soup Asparagus pesanan nyokap. Asyyyiiiikkk....nyokap nggak habis karena kebanyakan merica-nya, jadi kata nyokap tenggorokan jadi nggak enak. Kalau daku mah hajar habis aja...mau kebanyakan merica or kebanyakan porsi sih nggak masalah bagiku ;-D
Makanan khas-nya bisa dilihat di menu tuh : Gudeg Manggar yang terbuat dari Bunga Kelapa en Sop Buntut-nya.

Thursday, October 9, 2008

Sate Ambal Kebumen Jawa Tengah

Sate Ambal Kebumen merupakan makanan khas dari salah satu kecamatan di Kebumen, Ambal.Sesuai-lah dengan namanya. Yang menjadi ciri khas adalah bumbunya terbuat dari kedele, bukan keledai....eh salah maksudnya bukan dari kacang ;-p
Ini merupakan makanan favorit keluargaku sejak aku kecil. Dahulu hanya ada 3 tukang sate yang berjualan di Ambal, tetapi tgl 2 October 2008 aku datang kesana...ternyata oh ternyata 'Sate Ambal' sudah merupakan industri wisata kuliner disana! Berderet mobil mewah terparkir di Jln Raya Daendels Ambal, padahal dahulu kalau keluarga-ku datang ke salah satu rumah penjual sate-nya dapat dipastikan kita ikut - ikutan ngejar - ngejar ayam yang mau di potong dan akan kita makan...hahaha...so canda'an "Jangan2 ayamnya masih dikejar!" kalau kita sedang memesan makanan ayam dan nunggunya kelamaan benar - benar berlaku di Ambal ketika aku masih kecil. Fabulous experience! ;-)
Sedangkan kini mantan Presiden RI, Ibu Hj.Megawati Soekarnopoetri saja memuji kelezatan sate ini. Pasti Ibu Mega waktu makan Sate Ambal nggak ikutan ngejar2 ayamnya....wah rugi loh, Bu...pernah jadi presiden tapi gak pernah ngejar ayam untuk dijadi'in sate ;-D Pasti Ibu Mega dikasih info kelezatan sate tersebut dari Ibu Rustriningsih, mantan Bupati Kebumen yang sekarang menjabat Wakil Gubernur Jawa Tengah.
Di keluarga-ku memasak Sate Ambal Kebumen merupakan aktifitas yang sering kami lakukan. Biasanya Mas Tunggal yang meracik bumbunya. Pada dasarnya resep masakan yang paling TOP adalah "perasaan", so takaran juga sebaiknya pakai feeling. Saat resep tersebut harus dikonkrit-kan oleh orang lain, sulit menandingi kelezatan masakan yang diolah dengan "perasaan" - makanya waktu resep tersebut aku tulis dan dimuat di Majalah Lisa - Agustus 2006, aku rasa rasanya kurang terasa mantap. Apalagi ternyata memotong ayamnya terlalu besar ukurannya. Keunikan sate Ambal lagi : potongannya tipis2 dan kecil2 saja agar bumbunya menyerap bersama "perasaan" ;-D
Disajikan dengan ketupat walaupun bukan dalam suasana lebaran.
Kalau ingin berkunjung ke Ambal-nya langsung lebih mantap lagi tuh, sekalian ngadem di Kolam Renang 'Tirto Adem" milik kakak-ku yang terbuka untuk umum.

Resep Sate Ambal Kebumen-ku juga pernah dimuat di web-nya Radio Female. Sebagai pemenang kuis berhadiah daku mendapat voucher dinner di salah satu resto di Le Meridien Hotel (*4) Jakarta.

I Love Cooking [Fiksi Kuliner Anak]


Buku 'I Love Cooking' merupakan karya Sekar Nakula, keponakanku. Hingga setahun penerbitannya, Semptember 2008, buku ini menjadi salah satu buku 'Best Seller' dari Serie Kecil Kecil Punya Karya. Recommended banget untuk anak - anak SD/SMP apalagi untuk yang orang tua/tante - om atau kakak-nya gemar dengan dunia kuliner.
Pemasangan label "Fiksi Kuliner Anak" merupakan usulan dari aku karena ceritanya sangat kental dengan dunia makanan plus masak-memasak.
Wajib dibeli bagi yang mengaku senang dengan dunia yang berhubungan dengan dapur. Buku ini wajib dihadiahkan kepada junior (anak,adik,keponakan atau kerabat lainnya) bagi yang mengaku sayang ke mereka agar tumbuh kecintaan pada dunia kuliner ;-)